Menginap di hotel bandara ternyata tidak sesepi yang saya
bayangkan. Untuk mencari makan malam, ternyata kita cukup turun dari hotel dan
langsung masuk ke ruang bandara keberangkatan internasional. Disana tentunya
dijajakan banyak makanan dan souvenir. Kecapekan, saya memutuskan sekedar
melihat-lihat barang 2 yang dijajakan sambil cuci mata. Sempat ngobrol dengan
rekan yang akan terbang ke Shanghai untuk TRM, akhirnya tidak terlalu lama saya
pun memutuskan naik untuk persiapan besok pagi.
Jam 04:00 pagi restoran hotel ternyata sudah buka. Saya putuskan makan
pagi lebih awal dan langsung check in sekitar jam 06:00. Tidak terlalu sulit untuk pemeriksaan
imigrasi, bahkan sekarang saya lihat lebih simple, tanpa fiscal dan isian
imigrasi seperti sebelumnya, kami pun akhirnya siap terbang.
Tak lebih dari 2 jam,
kamipun tiba di negeri jiran dan turun di Sepang Airport yang terkenal dengan
KLIA (Kuala Lumpur International Airport). Sebagai info bagi mereka yg belum
pernah ke Malaysia, untuk penerbangan budget (murah), turunnya tidak di KLIA,
namun LCCT. Tidak terlalu jauh, namun kalau salah departure mungkin agak pusing
juga karena beda jarak satu sama lain.
Garuda biasanya turun di KLIA terminal satellite C (Kalau ingin
lebih jelas silahkan lihat di www.klia.com).
Untuk ke main gate guna pemeriksaan imigrasi dan pengambilan bagasi, kita harus
naik train. Tidak usah bingung, karena train tersebut turun naiknya hanya di
dua tempat yaitu dari main gate dan terminal satellite kedatangan dan
keberangkatan. Langsung saja naik, maka otomatis dia akan mengantarkan anda ke
main gate, dan dari situ akan dipandu dengan tulisan bahasa melayu yang agak
aneh-aneh. Demikian juga nanti berangkatnya, langsung aja naik dan dia akan
mengantarkan anda ke terminal keberangkatan.
Untuk ke Kuala lumpur, ternyata banyak pilihan transport,
namun saya ingin praktis. Lagian karena bepergian dalam kelompok 3 orang, akan
lebih efisien dg satu taxi. Keluar dari pengambilan bagasi, anda akan langsung
melihat loket penjualan tiket taksi. Dan saya ternyata agak keliru. Numbers
really matter. Petugas penjual karcis menanyakan berapa jumlah yang akan naik taksi,
dan keluarlah angka 102 RM. Hehehe.. Cuma asyiknya tidak seperti di Indonesia,
kita tidak perlu lagi direcoki oleh driver dengan ongkos jalan toll. Angka
tersebut sudah net sampai ke Prince Hotel & Residence, di tengah Kuala
Lumpur tempat kami akan menginap. Namun jangan kaget, taksi di Malaysia
kualitasnya masih jauh kalah dengan Taxi Jakarta. Untuk taxi dg kualitas
sekelas Blue Bird, disana ternyata dipatok dengan ongkos yang lebih mahal….!
Setelah beli tiket taksi, anda akan dituntun oleh petunjuk2 keluar dimana
taxi berada. Kebetulan saya kebagian taxi di pintu 5. Namun saya sarankan sebelum naik taxi jangan lupa tukar Rupiah ke Ringgit, untuk bekal tinggal. Di
kompleks bandara, seperti di bandara lain, tidak susah mencari money changer…
Kuala lumpur menganut waktu Indonesia tengah sehingga kami
sampai disana sekitar jam 12-an. Sampai dihotel sekitar 45 menit kemudian. Dan
langsung kami ambil peta untuk menuju Petronas Tower, yang disana dikenal dengan sebutan KLCC (Kuala Lumpur Convention Center). Sayangnya sesampai
disana, the ticket untuk naik ke puncak tower is sold out. Wah.. rugi deh….
Pengalaman aneh adalah saat keluar dari komplek KLCC sekitar
jam 19:30 malam, dan ternyata bias mentari masih terlihat jelas!!!!. Kami berpandangan
satu sama lain, ini jam kita yang keliru atau memang masih siang… Ternyata
disana Maghrib jam 19:30. Hehehee. Saya
jadi teringat rencana Indonesia mau menyatukan 3 waktunya menjadi satu dg WITA.
Kelihatannya Kuala Lumpur yang secara geografis masuk WIB karena diatas Sumatra
mamaksakan diri untuk GMT +8 (WITA) sehingga maghrib yang masih terang berada pada jam 19:30. Dimana waktu sesungguhnya dibanding Indonesia
harusnya masih kondisi jam 18:30 hehehe…..
Ada satu catatan kelebihan Malaysia. Adalah kondisi jalan yang friendly terhadap pejalan
kaki yang membuat saya kagum. Untuk menuju ke KLCC dimana petronas tower
berada, dari hotel kami bisa langsung akses ke tunnel ber ac, panjang, yang
mana saat keluarnya nanti sudah sampai di area tower… Love it! Mungkin kondisi ini salah satunya yang menarik
turis. Saya lihat banyak bertebaran turis dari timur tengah di sana…Katanya orang sana mereka lagi ngadem.
Wuih… saya langsung membayangkan adanya tunnel either underground
atau above ground yang menghubungkan Bundaran HI dengan MONAS… Seandainya terbangun, betapa banyak
yang akan berterima kasih kepada Pemerintah… Betapa turis akan merasa aman.
Betapa saya yang biasanya menginap di Sari Pan Pacific Hotel akan semakin
bersemangat untuk jalan kaki jika pas ngantor di Wisma Nustantara depan air mancur HI.
Dijamin pimpinan yang bisa membangun impian saya ini akan kepilih jadi President atau Gubernur berkali-kali…hehehe..atau paling tidak saya doakan panjang umur banyak rejeki.! Mimpi kaleeeee!
Dijamin pimpinan yang bisa membangun impian saya ini akan kepilih jadi President atau Gubernur berkali-kali…hehehe..atau paling tidak saya doakan panjang umur banyak rejeki.! Mimpi kaleeeee!
Enaknya lagi, pergi ke Malaysia rasanya tak ubahnya melancong ke
daerah lain di Indonesia, semisal Padang, Bandung, Jogya, Jakarta dan lain-lain….
Semuanya terkesan Indonesia. Dan tidak seperti diberita-berita yang memberi kesan
negatif atas perlakuan Malaysian thd Indonesia, Alhamdulillah selama di sana,
semua baik-baik saja, tidak ada yang negatif…. .
Karena selama siang, sibuk dengan acara conference, maka
kami hanya bisa keluyuran setelah jam 17:30. Kesana kemari memuaskan rasa ingin
tahu, melihat gedung, mencari cindera mata dan lain-lain termasuk berkunjung ke Aquaria (semacam kebun binatang tapi khusus binatang yang ada kaitannya dengan air/kelembaban), tak terasa membuat hari berlalu dg cepat dan tiba-tiba telah datang saatnya pulang kampong ke Borneo.
Naik GA 821 jam 12:50, saya check out early jam 08:00 karena
ingin mengkhatamkan KLIA yg saat saya turun cukup menarik hati kondisi shopping
areanya. Naik taxi dari hotel, saya diberi 2 pilihan. Limousine (semacam
bluebird) seharga RM 150 atau taxi biasa (butut) seharga RM 95. Saya pilih yang
kedua.
Masuk taxi langsung disambut dengan ucapan salam dari driver, yang ternyata sudah berkali-kali mengunjungi Indonesia, baik Jakarta, Bandung, Yogya, Padang, Lamongan, Sidoarjo, Surabaya, Malang, Batu dan lain-lain… hehehehe. kalah deh kita orang borneo. Usut punya usut ternyata si Bapak berputrakan Pilot yang regular terbang ke Indonesia dan punya rumah di Podomoro City….
Cukup 45 menit, sampailah saya di Terminal keberangkatan...
Masuk taxi langsung disambut dengan ucapan salam dari driver, yang ternyata sudah berkali-kali mengunjungi Indonesia, baik Jakarta, Bandung, Yogya, Padang, Lamongan, Sidoarjo, Surabaya, Malang, Batu dan lain-lain… hehehehe. kalah deh kita orang borneo. Usut punya usut ternyata si Bapak berputrakan Pilot yang regular terbang ke Indonesia dan punya rumah di Podomoro City….
Cukup 45 menit, sampailah saya di Terminal keberangkatan...
Sayangnya sesampai di airport, counter GA belum buka..
hahahaha.. Untungnya KLIA full WIFI. Akhirnya sambil menunggu, saya menghabiskan waktu download
update Galaxy Tab software sekitar 100 MB lebih, dengan kecepatan yang
mengesankan… Hmmm makin bikin ngiri aja nih bandara!
Sekitar 2 jam sebelum terbang, baru counter GA dibuka. Setelah dapat boarding pass, anda harus naik train untuk menuju terminal C11, tempat naik GA 821. Lagi2 jangan takut salah, karena train ini hanya berhenti di dua tempat; ujung sini dan ujung sana. Hehehehe….. Jadi tidak pernah saya jumpai adanya bis yang mengangkut penumpang dari gate menuju pesawat, karena adanya train ini…
Sekitar 2 jam sebelum terbang, baru counter GA dibuka. Setelah dapat boarding pass, anda harus naik train untuk menuju terminal C11, tempat naik GA 821. Lagi2 jangan takut salah, karena train ini hanya berhenti di dua tempat; ujung sini dan ujung sana. Hehehehe….. Jadi tidak pernah saya jumpai adanya bis yang mengangkut penumpang dari gate menuju pesawat, karena adanya train ini…
Jangan lupa tukar Ringgit yang tersisa sebelum pergi. Di Jakarta sih ada, namun kelihatannya lebih kompetitif di sini tukarnya… setelah puas melihat-lihat tiba waktunya masuk pesawat… dan seperti biasa, sebelum take off, pandangan sudah remang-remang. Bangun saat makan, tidur lagi dan bangun saat landing…….. Wuih Alhamdulillah sampai di Jakarta… See you in the next journey…
nice trit ka, aku juga mau share nih kalo kaka keluar negeri sebaiknyasewa pocket wifi aja ka. pocket wifi bisa ko di pake di malaysia, eropa, singapura dan negara lainnya. bisa sewa di wi2fly ka namanaya
ReplyDeleteThanks. Infonya bermanfaat insya Allah
ReplyDelete