May 31, 2019

Antara Amsterdam dan Dresden; Romantisme Tulip dan Wisata Sejarah


9 April 2019
Karena berangkat dari Bontang dengan pesawat Charter ATR 500 milik Perusahaan, maka kami berdua ketemu di airport Badak LNG, untuk perjalanan yg agak jauh.... mungkin bagi sebagian orang termasuk Ibu saya, perjalanan ini sangat jauh; ke negeri  sang "penjajah":)

Berangkat jam 7:30 Dari Bontang, cuaca cerah mengiringi kami saat landing di Balikpapan 30 menit kemudian. Tidak menunggu lama, kami lanjut terbang dengan Garuda jam 10.00  menuju bandara  Soekarno Hatta. Sesampai di Soekarno Hatta, kami transit di hotel bandara karena harus terbang jam 00:40 menuju Doha. Karena nggak bisa tidur nyenyak, akhirnya jam 21:00 kami check out dari hotel, dg pertimbangan mending nongkrong di bandara daripada ketiduran.

Agak terkendala sedikit karena Qatar airways check-in counter malam itu komputernya sedang down, membuat kami terpaksa antri lama dan konsekuensinya penerbangan delay hampir 1 jam. Padahal di Doha kami hanya punya waktu 2 jam untuk transit ke Amsterdam. Sudah terbayang bahwa rencana cuci mata di bandara Doha bakal batal. Belum lagi proses turun bandara Doha yg masih konvensional; pakai bis bukan garbarata, yang tentunya menambah waktu yang lumayan signifikan.

Benar dugaan saya, setelah perjalanan hampir 6-7 jam, rencana kami untuk landing jam 05:05 tertunda padahal penerbangan kami selanjutnya di jam 07:50. Hanya bisa berdoa mudah-mudahan bisa terkejar. Untungnya krn connect dg airline yang sama, kami agak tidak kawatir... krn asumsi kami pasti akan ditunggu....  Betul, namun hanya sempat duduk sebentar, segera boarding diumumkan.

Setelah terbang hampir 6 jam akhirnya kami tiba di Schipol dengan selamat dan aman...  Beda dengan perjalanan sebelumnya ke Vienna, petugas imigrasi Belanda agak lebih serius dalam proses masuknya... sempat tanya beberapa detail... untungnya bahasa inggris masih lumayan sehingga akhirnya bisa masuk... Dan agak lega karena bawaan berupa sambal, kecap dan indomie bisa lolossssss!!!



Segera kami mencari taksi, eitss jangan lupa tukar duit euro untuk bekal ya..:). Kebetulan dapat taksi bagus Tesla dengan pintu kelewawar..:) namun tentunya dengan ongkos agak mahal...
Sesampai dikamar hotel Movenpick City Center, segera kami sholat dan berberes untuk selanjutnya langsung pergi ke lokasi conference untuk memastikan lokasi dan  tentunya menuju lokasi utama yg kebetulan dekat dengan hotel yaitu old Amsterdam; tempat segala entertainment berada..



Movenpick City Centre Amsterdam

Yang unik dengan Belanda tentunya adalah Tulipnya.


Sepanjang perjalanan kami puaskan dengan sightseeing dan tak lupa makan sore denga menu Kebab. Juga nyoba kentang goreng yang paling favorit yang terlihat dengan antrian panjangnya.






Dan saat di sana anda harus hati-hati dengan jajanan es krim dan sejenisnya... pastikan jajanan tersebut tidak ada campuran ganjanya. Just info, disana ngganja is ok.. Sepanjang jalan hampir mabuk rasanya saat menghirup asap ganja yg agak lain dengan asap rokok.



Sepeda dan pejalan kaki sangat dimanja dengan insfrastruktur yang top markotop sehingga udara terasa minus polusi


Dan karena suhu masih sekitar 3 derajat celcius, maka terpaksa saya merogoh kocek untuk beli syal dan perlengkapan lainnya... dimana disana rata-rata mahalan dibanding negara lain.

Sebenarnya saya agak penasaran dengan etalase manekin hidup, namun daripada-daripada akhirnya kami mending shopping dimall saja....

Acara utama sebagai presenter CSR di International forum berjalan lancar di dua hari sehingga akhirnya kami bisa mengakhiri kunjungan ke Amsterdam dengan lega




13 April 2019
Perjalanan masih agak panjang dan terkesan seru. Kami akan menuju Dresden, sebuah kota sejarah, kota industri di Jerman yg terkenal dengan bombardment sekutu saat PD 2.

Ke Dresden kami naik pesawat KLM jam 16:10 dengan rencana landing jam 17:30. Memakai pesawat embraer, terasa pilot Jerman sedikit ugal-ugalan dalam mengendarai pesawat (feeling saja)...
Tiba di Dresden airport kami ditunggu cuaca yg makin dingin... sehingga yg sebelumnya meski kita sudah siap dengan pakaian dingin masih tetap dingin juga...

Taste seni sudah terasa saat turun diairport dengan banyaknya patung-patung unik yang sedikit vulgar ... namun menarik. Kali ini Taxi yg kami tumpangi agak ugal-ugalan sama dengan pilot sebelumnya kayaknya. Dan Alhamdulillah akhirnya kami sampai di Pullman Dresden dengan selamat dan lancar dan kencang.














Yang unik dengan Dresden dan mungkin kota lain di Jerman atau negara maju lainnya adalah tentang quality time. Mereka hari libur meliburkan diri juga. Tidak ada mall buka dihari Minggu sehingga hari libur kami isi dengan wisata melihat bangunan-bangunan tua di Dresden.

Kebab, lagi-lagi makanan favorit kami di sana, atau disebagian besar eropa....










15 April 2019

Akhirnya tiba saatnya kami pulang. Perjalanan diawali jam 06.15 dengan Lufthansa 207 dari Dresden menuju Frankfurt, untuk connecting flight dengan Qatar Airways menuju Doha dan akhirnya menuju Jakarta. Karena merupakan satu grup maka bagasi tidak perlu repot krn langsung sampai di final flight Jakarta. Waktu yang mepet membuat kami sangat tergesa-gesa dalam perjalanan, namun didalamnya ada seni rasanya... krn kejar-kejaran dan deg-degan ketinggalan pesawat. Saran saya memang kalau pergi dg transfer flight sebaiknya dengan maskapai yang satu grup sehingga perjalanan selalu termonitor koneksinya dan tentunya bagasinya juga.

16 April 2019.
Kami tiba di Jakarta jam 07:45... Saking kangennya dengan nasi, segersa setelah naik kalayang menuju gatenya Citilink jam 10:50, kami puaskan makan di makanan tradisional Sunda terminal 2...

Kejutan belum berhenti karena saat terbang dengan citilink, kita bisa memakai wifi gratis, setelah terbang diatas 10.000 kaki... Wah luar biasa nggak kalah dengan Qatar Airways...

Tiba di Balikpapan kami langsung check ini pesawat ATR ke Bontang, dan Alahmdulillah perjalanan satu minggu di Eropa berakhir dengan bahagia dan penuh romantisme sejarah....





Note: Ada beberapa foto yg miring dengan sengaja karena perlu kebijakan viewer :)