Dec 14, 2020

Tips Aman Traveling Saat Pandemik COVID 19

Praktis sejak Pebruari saat terakhir saya bepergian, baru 2 minggu lalu tepatnya tanggal 1 Desember, saya kembali traveling. Setengah dipaksa karena tugas perusahaan, toh akhirnya saya berangkat, bersama istri sekalian cuti sehingga sekalian saat nanti karantina sehabis perjalanan, tidak bolak-balik off dari kegiatan.

Bisa dikatakan perjalanan kali ini perjalanan uji nyali dengan extra effort yang tidak biasa. Bermula saat tgl 30 Nov. perjalanan ini dimulai dg Rapid test sebagai syarat perjalanan. Masa berlaku rapid test adalah 14 hari, otherwise anda tidak bisa naik transportasi umum jika tidak melakukan tes lagi baik rapid maupun swap dan dengan hasil negatif.

Semula kami akan naik Garuda dari Balikpapan, di tanggal 1 Desember, namun karena ada masalah dengan connecting flight dari Bontang, maka kami naik bis ke airport Samarinda untuk mengejar Citilink jam 15:00.

Sesampai di airport, anda harus siapkan keterangan rapid tes tentunya dg hasil non reaktif  dan harus divalidasi oleh pihak berwenang. Di saat check in juga demikian. Kelengkapan lain yg perlu disiapkan adalah download aplikasi EHAC, (sebaiknya di android, krn saat di ios agak masalah) untuk monitor kesehatan pendatang. Akan di cek saat tiba di tujuan. Satu aplikasi yg sangat membantu adalah Peduli Lindungi. Aplikasi ini untuk ngecek area yg sedang anda kunjungi masuk kategori merah, orange, kuning atau hijau bahkan hitam.

Sesampai di hotel juga agak ribet krn kebanyakan mereka juga menerapkan protokol Covid, paling tidak suhu tubuh akan dicek. Termasuk saat anda masuk mall, lagi-lagi suhu tubuh akan dicek. Kebetulan untuk bisa bertemu dg pejabat di Jakarta, saya harus rapid test lagi... hmmm bisa habis ini darah disedot terus..



Validasi di setiap airport, seperti cap imigrasi saat traveling keluar negeri..

Selama perjalanan saya menggunakan pesawat terbang 6x. Dari SMD-JKT, Bandung-Halim, Halim - Jogja, Jogja-SUB, SUB-BPN, BPN - BXT. Untuk transport darat saya selalu hindari menggunakan transport umum. Saya coba charter. Itupun selalu nyiapin masker baru untuk driver... demi kesehatan sendiri juga sih... Sesekali saya naik grab atau gocar. Bagusnya transport online juga menggunakan prosedur. Antara sopir dan penumpang sudah diberi sekat. Driver juga pskai masker.

Alhamdulillah meski perjalanan ini menentang bahaya, krn kebanyakan area yg saya datangi tiba-tiba berubah menjadi zone merah, namun ada satu hal yg membuat saya confidence. Bahwa setiap musibah, bencana,  insya Allah pada dasarnya bisa kita hindari dg precaution terukur. Dalam hal ini selalu mematuhi 3 M ; Masker, menncuci tangan dan menjaga jarak.

Saya harus beli masker yg paling baik kualitasnya demi hal tsb. Dan Alhamdulillah sesampai di Bontang, kami dinyatakan negatif baik rapid tes antibody maupun antigen.

Jadi, jika anda terpaksa bepergian dimasa pandemik seperti saat ini, jangan lupa selalu terapkan precaution terukur yaitu 3M, olah raga teratur agar imunitas terjaga, asupan gizi dan vitamin, termasuk menjaga kondisi kebugaran tubuh adalah hal yg sangat penting. Untuk hal terakhir (menjaga kebugaran), saya usahakan disetiap daerah selalu ada waktu istirahat minimal 1 hari 1 malam. Jika anda punya obat khusus jangan lupa dibawa, misalnya tolak angin, minyak kayu putih, inhaler dll. Dan terakhir, yg sangat penting adalah berdoa selalu memohon perlindungan NYA.

Selamat traveling, take care of youself very seriously!!!