Aug 29, 2020

Bersepeda (Catatan Goweser tentang Jenis Sepeda)

 

 Ket. foto: Jalur JPG

Setelah menjajal berbagai hobi olah raga, (yang terakhir bulu tangkis) sudah lebih dari dua tahun terakhir saya mencoba hobi atau olah raga baru. Sebenarnya hobi ini bukan jenis olah raga yang betul-betul baru bagi saya, karena sejak SD saya sudah sering melakukannya; yaitu bersepeda atau bahasa kerennya gowes. Bedanya dulu saya lakukan dengan tujuan untuk mendukung aktifitas wajib misalnya sekolah, atau membantu orang tua, tetapi sekarang setelah bekerja fungsi utamanya sebenarnya untuk olah raga. Lantas bisa mengenang masa kecil, adalah sebagian bonusnya ditambah dengan bisa bersosialisasi dg pesepeda lain karena kebetulan sekarang sedang trending.

 Ket. foto : hutan jalur pipa Bontang

Saya bukan pesepeda profesional (yang sampai ikut balapan), namun karena sejak kecil sudah menjadikan sepeda sebagai teman beraktifitas, dimulai saat belajar naik sepeda dengan sepeda jengki besar, kemudian SMP memakai sepeda mini, kemudian SMA (Sekitar 20 KM/hari/PP) dengan sepeda balap (roadbike) maka bisa dikatakan jika saya pantas ngomong tentang kegiatan ini (subject matter expert, hehehe).

Berdasarkan pengalaman, dibedakan dari harga sepedanya, kita akan mengenal tiga kelas sepeda. Kelas biasa, kelas menengah dan kelas atas. Kelas biasa supaya jelas mungkin saya patok dengan harga sepeda dibawah 10 juta, kelas menengah antara 10 - 25 juta dan kelas atas 25-unlimited price.

Terus terang saat ini saya dalam kapasitas sebagai pesepeda kelas biasa atau mungkin sedikit menengah meski dalam keseharian juga sering memakai sepeda kelas atas (pinjam, hehehehe).

Ket. foto: Jalur tanjakan cinta
 

Untuk lebih gampang dipahami oleh pembaca, kali ini saya membahas sepeda/gowes bukan dari sudut harganya, namun dari jenis sepeda yg digunakan sehari-hari berdasarkan pengalaman nyata saya. 

Jika dikombinasi antara jenis sepeda dengan fungsinya untuk olahraga maka paling tidak ada lima jenis sepeda yg biasanya digunakan oleh para goweser, yaitu:

1. Mountain bike / offroad bike. Sepeda jenis ini lebih sering digunakan untuk gowes di area yang tidak rata, area gunung, hutan, naik turun, dan kondisi off road lainnya. Sepeda jenis ini ditandai dengan adanya kelengkapan shock breaker depan dan belakang (istilahnya full suspension). Diperlukan ketrampilan pengendalian sepeda di area seperti ini selain diperlukan performance sepeda yg top agar kegiatan berjalan lancar. Dan yang jelas diperlukan stamina khusus bagi goweser yg hobi off road seperti ini.

Kelebihan bersepeda jenis ini, kita punya banyak kesempatan untuk menikmati pemandangan yang menyegarkan pikiran, dan pas menjadi tempat refleksi, selain tentunya pas sekali untuk membakar kalori serta melatih paru-paru kita agar tetap sehat..

Berikut beberapa moment saat penulis sedang offroad..


Ket. foto: background LNG Plant


 
Ket. foto: Tanjakan boleh tinggi, tapi pemandangannya luar biasa. Bukit ke-4 Jalur Pipa Area 9


 
Ket. foto: Jalur pipa Gas Bontang


Ket. foto : Jalur Colorado

 Ket. foto : Jalur SKG

Ket. foto : Jalur Mangrove (saat awal masih boleh masuk dg sepeda)



Ket. foto: Jalur becek.



Ket. foto: Jalur sawit

 

Ket. foto : Jalur Masdarling


 
Ket. foto: Jalur hutan Bontang
 
Ket. foto: Jalur nelayan
 
 
Ket. foto: Belakang pabrik

 

Ket. foto: Jalur Hidayatullah baru
 
 
 
Ket. foto: Jalur Colorado-JPG
 
 

Ket. foto: Enaknya rame-rame

 

2. On road Bike. Jenis sepeda ini lebih pas digunakan untuk jalan raya, jalan rata, naik turun ok tapi tidak ekstrem. Bisa sepeda balap, fixy, atau sepeda semi off road. Endurance adalah target olah raga ini.


 


Ket. gambar: jalur konkret loading dock Marina (gambar 1), jalur Bontang Kuala (gambar 2-4)

 

 
Ket. foto : Town Center
 

Ket. foto: Yang lebih seru lagi kalau lagi nite ride, bisa sambil nongkrong...
 

Ket. foto: Kota-kota Bogor

3. Sepeda Lipat (Seli). Sepeda jenis ini dikenal sebagai sepedanya orang kantoran, karena sifat praktisnya. Sepeda ini biasanya bisa dilipat, dimasukkan bagasi, dibawa ke ruang kantor dan didesain untuk jalan perkotaan.

Contohnya:








 

 
Ket. foto: Aman, krn masuk ruang kerja
 
Ket. foto: Bike to work

4. Sepeda Listrik (SELIS). Sepeda jenis ini muncul agak terakhir dunia sepeda. Setelah teknologi baterai semakin portabel dan tahan lama, maka penggemar sepeda jenis ini juga semakin tinggi. Diawal kemunculannya lebih didesain untuk daerah perkotaan, namun akhir-akhir ini juga sudah didevelop oleh merek-merek ternama sepeda listrik yg digunakan untuk offroad dengan dukungan full suspension. 

Didalam foto di bawah ini, goweser nomor 2 sedang memakai sepeda listrik yg bisa digunakan untuk offroad.

Goweser pemakai sepeda ini sangat terbantu dengan daya listrik yg dihasilkan oleh baterai, dan biasanya dikhususkan untuk mereka yg staminanya kurang mendukung tapi semangat gowesnya tetap membara. Meski para penghobi umum juga mulai melirik sepeda jenis ini. 

5. Sepeda Statis. Bagi goweser yg terkendala sehingga tidak bisa main sepeda keluar mungkin karena hujan atau cuaca yg kurang mendukung atau waktu yg sempit, kesempatan mencari keringat harus tetap didapat. Salah satu caranya adalah dengan bersepeda dirumah. Untung ada sepeda statis seperti di bawah ini. Prinsipnya hampir sama dengan bersepeda diluar, namun tentunya tidak ada pemandangan yang bisa dilihat..



Itulah guys lima jenis sepeda yang secara umum digunakan oleh goweser kita.  Sebelum mengakhiri tulisan, saya ingatkan agar selalu aman dalam bersepeda dengan cara selalu mematuhi aturan lalu lintas yang ada dan jangan lupa menggunakan pengaman bersepeda misalnya, helm, sepatu, baju dan celana khusus, lampu untuk nite riding serta apparel lainnya, tas sepeda, tempat minum dan kelengkapan lain-lain yg diperlukan.






 


Selamat Gowes, sehat selalu...!



No comments:

Post a Comment