Jan 2, 2013

Makassar yang Sedang Menggeliat

Akhir november, saya akhirnya berkesempatan untuk menginjakkan kaki, untuk pertama kalinya, di pulau Sulawesi, tepatnya di Makassar atau Ujung Pandang. Sebagai satu kota besar di bagian timur Indonesia, terus terang saya berharap banyak dalam mengeksplore kota ini.

Sejak dari atas pesawat, saya sudah bisa melihat denyut kota yang sedang menggeliat ini. Gedung-gedung terlihat banyak yang baru dari udara. Termasuk yang paling menonjol adalah Trans Studio, gedung besar dipinggir pantai.

Turun dari pesawat di bandara Hasanuddin, Maros, saya lanjutkan perjalanan ke hotel Aryaduta. Sebuah hotel yang berdiri tepat di depan pantai Losari.

Sepanjang jalan saya menyadari bahwa konsekuensi sebuah daerah yang sedang membangun adalah kecenderungannya untuk kurang rapi. Dan itu saya maklumi saat saya melihat banyaknya bagian-bagian kota yang masih sedang dirapikan. Termasuk pantai Losari, yang saat itu sedang direnovasi. Namun saya yakin jika anda berkunjung di awal tahun 2013, pantai Losari dengan landmark nya berupa tulisan Losari yg sudah mulai karatan, serta tulisan Makassar dan Bugis nya, sudah akan jernih dan kinclong.

Dipantai ini, kita juga disiapin dengan area publik yang luas dan lapang di sepanjang pantai. Bisa digunakan untuk senam, dan tentunya kegiatan lain, termasuk untuk panggung komedi monyet, seperti yang saya saksikan di hari minggu.

Di hari minggu juga, sepanjang pantai Losari yang dihiasi dengan Masjid "terapung" ala Jeddah yang indah, disulap menjadi pasar kaget dan senggol. Dijajakan banyak barang belian disana. Tinggal pilih, dijamin murah.

Banyak tujuan yang bisa kita dapat di Makassar. Jika anda pemburu kuliner tentunya coto Makassar asli bisa ditemukan selain masakan laut lainnya. Jangan lupa minuman sarabba dan camilan otak-otaknya. Semuanya bisa kita temukan di banyak warung makan atau restoran di sepanjang pantai Losari atau di bagian kota lainnya. Sirup markisa dan lain sebagainya, juga bisa kita jadikan sebagai oleh-oleh.

Jika anda addicted dengan mall, disana bisa ditemukan mall Panakukang dan Ratu. Kalau anda mencari pusat elektronik jangan lupa mampir di MTC (Makasar Trade Center) depan lapangan Karebossi. Untuk info bahwa lapangan karebossi dan MTC yang dipisahkan jalan raya, ternyata terhubung dengan underground pass semacam yang ada di Malaysia, yang menghubungkan VLCC (petronas tower) dengan area bisnis sekitar. Hmm sebuah konstruksi yang luar biasa, menurut saya, untuk bagian Indonesia Timur, dengan ide yang praktis dan patut ditiru kota lain.

Jika masih kurang puas dengan daeah wisatanya, anda bisa berkendara sedikit lebih jauh ke taman nasional bantimurung yang dihiasi dengan air terjun dan pengembangan kupu-kupunya.

Atau perlu memanjakan anak-anak, tentunya jangan lupa dengan Trans Studio.

Melihat geliat Makassar, mungkin sudah waktunya wacana pemindahan ibu kota bisnis Indonesia ke sekitaran Kalimantan atau Sulawesi, patut di pertimbangkan untuk benar-benar diterapkan. Semacam Washington dan New York, atau Putra jaya dan Kuala Lumpur. Sehingga pusat ekonomi akan langsung bergeser ke bagian tengah dan timur Indonesia, dan pada akhirnya akan mendorong pemerataan pembangunan.

Eits, jangan lupa, menurut teman saya yang asli sana, jangan sembarangan megang barang dagangan. Karena, masih kata dia, sekali anda pegang, maka anda akan dikejar oleh penjualnya.... hahahaha...




No comments:

Post a Comment