May 18, 2011

My Baby's Way

1. Saat melihat saya menarik uang dari ATM, dia berkata, “Ayah ayo ambil lagi yang banyak, biar bisa buat jajan!”.:)......$$$$$@@@@

2. Saat belajar mengeja, “C A ca, B E be”. “Jadi apa dek?”. Sambil melirik ke gambar, dia menjawab, “Lombok!”

3. “Dedek, kalau nanti besar jadi Bu Dokter kayak tante ya.”
“Nggak mau Mama Aku mau jadi pelayan penumpang di pesawat!”
“Lho itu kan pramugari, enakan jadi Dokter!”
“Nggak mau mama, aku mau jadi pramugari!”
“Udah jadi Pilot aja, lebih enakan ya Dek?”
“Nggak mau Mama. Aku mau jadi Pramugari!”

4. Saat diajak foto kopi, dia menjelaskan kepada kakaknya dengan peragaan. Pertama dia melakukan gerakan memfoto. Kedua, dia melakukan gerakan menyeruput kopi. Sambil berkata,” Blurp….. foto kopi jadinya.”

5. Suatu kali dia datang membawa koin, kemudian meletakkan koinnya menutupi matanya, dan berkata ‘’Mata Duitan!”

6. Saat naik pesawat dia berkata, “Nanti kalau pesawatnya jatuh gimana?”
“Hushhhhhh,… ndak boleh bilang gitu dek!”

7. “Mama nanti kalau pergi, tolongin beliin boneka Barbie 2 ya!. Satu untukku, satu untuk temanku. Dia kemarin bilang sama aku, minta dibeliin. Soalnya nggak dibeliin sama mamanya!”.
Dia tidak tahu bahwa boneka Barbie harganya Rp. 300 ribuan!

Be happy like a baby...

May 9, 2011

Jejaring Sosial

Membaca status teman-teman di jejaring sosial, sungguh menjadi hiburan tersendiri. Ada yang sekedar tulis, share ilmu dengan serius, religious, marah-marah, cenderung menyalahkan Negara sendiri, bahkan sampai narsis ttg diri sendiri, dan kebanggaan lain.



Satu teman, saya perhatikan menulis status dengan segala hal positifnya. Tanpa kesan pamer, kesan hebat, kesan birokrat, kesan bossy. Tanpa pernah mengeluh, mencaci apalagi menyudutkan orang lain.  Statusnya diisi dengan isian netral, foto, informasi dan hal-hal positif lain.

Beberapa teman lain, sebaliknya!!!!

Tanpa sadar, kita sering lupa bahwa dengan ikut jejaring sosial, kita sama saja halnya dengan membuka diri sebebas-bebasnya. Bahkan salah seorang tokoh menyebutkan bahwa dunia intelijen tidak pernah mengalami masa keemasan dalam mencari data orang, hingga muncul jejaring sosial. Semua identitas diri, keluarga, foto, CV, hobby, kesenangan, gaya hidup, alamat, bahkan keberadaan real time nya bisa dimonitor oleh orang banyak.

Tanpa sadar kita hanyut dalam kondisi dimana, perlahan-lahan tidak ada lagi kekawatiran akan terbukanya semua informasi tentang diri kita. Bahkan tanpa sadar kelemahan kita atau yang lebih ironis lagi atasan kita, perusahaan kita dan lain-lain info yang tidak seyogyanya dijaman dulu sebelum ada jejaring soisal tidak diperuntukkan untuk umum, saat ini dengan mudah menjadi konsumsi khalayak.  Kita tidak lagi keberatan (atau tidak sadar), kalau teman atau bahkan orang lain (jika setting profilenya tidak ketat) akan dengan mudah membuat kesimpulan berdasarkan tampilan status kita; tentang sifat, kesukaan, gaya hidup,  dan kondisi psikologis kita. Dan semua itu bisa dilakukan dengan simple. Hanya dengan membuka komputer, dan melihat info, wall, dan profile kita.

Mungkin memang saat ini, kondisi ini tidak bisa lagi dibendung. Namun dengan mencontoh teman saya yang selalu posting hal positif, paling tidak hal tersebut bisa menjadi usaha atau pertahanan terakhir agar kita tidak sampai "telanjang bulat", dan dilihat orang banyak. Minimal, perlu dipertimbangkan agar bekas "cacar air" yg ada di punggung kita tidak sampai ketahuan rekan lain…..

Anyway.. selamat berposting ria...