Jun 3, 2009

Hukum Kekekalan Energi

Ikhlas adalah kata-kata yang sangat sering kita dengar, misalnya dalam konteks nasihat bagi pekerja, kepada masyarakat umum dalam beramal, dan sering digunakan sebagai embel-embel untuk memotivasi dalam berkegiatan apapun. Tanpa sadar, karena seringnya kata “ikhlas” digunakan dan dibicarakan, misalnya ketika mood lagi nggak pas, saat broken heart karena merasa diperlakukan tidak adil, dan lain-lain kesempatan di keseharian, maka seakan-akan kata ikhlas tak lagi bermakna spesial.

Hingga suatu waktu, saat berdiskusi dengan seorang saudara, yang seorang motivator, saya menemukan sebuah definisi ikhlas yang betul-betul mengena, paling tidak untuk saya pribadi. Dia memaparkan makna dan pentingnya ikhlas dari perspektif yang berbeda, tentunya diramu dengan teori-teori motivasi yang sedang ngetrend, misalnya teori yang diambil dari “The Secret”, “Laws of Attraction”, dll.

Dari teori-teori canggih yang diajukan, satu yang seakan menyentuh kesadaran saya tentang pentingnya ikhlas. Yaitu saat beliau menyampaikan sebuah teori, yang sebenarnya, bagi setiap mereka yang pernah sekolah di SMP pernah mempelajarinya. TEORI KEKEKALAN ENERGI; teori ilmu pasti yang ternyata pas jika dianalogikan untuk makna ikhlas.

Berdasarkan teori kekekalan energi, dia lebih lanjut menjelaskan, energi yang keluar tidak akan pernah hilang. Energi tersebut hanya berubah bentuk.

Sinar matahari diserap hijau daun,tidaklah sia-sia, melainkan menjadi buah. Bensin habis dengan kompensasi gerakan mobil yang membawa kita kemana-kemana.

Lebih lanjut beliau jelaskan bahwa proses yang sama terjadi dengan usaha, amal, atau energi yang kita gunakan untuk berpikir, untuk mencari terobosan baru, dan lain-lain, baik di tempat kerja maupun dikehidupan pribadi. Energi yang kita keluarkan akan dibalas dengan kuantitas dan kualitas yang sama.

Uang dan tenaga yang kita gunakan untuk sekolah akan berubah bentuk dengan output yang tentunya sama dengan energi yang kita keluarkan. Jika saat sekolah rajin, ya paling tidak nilainya akan bagus dan mungkin menjadi “orang”. Kalau males-malesan, ya outputnya paling tidak di hers dan tidak menjadi “orang”.

Bantuan yang kita berikan kepada orang miskin pun pada dasarnya tidak akan hilang, dia akan berubah bentuk, dan alam akan bekerja otomatis untuk mengembalikannya kepada kita.

Itulah yang dimaksudkan sebagai hukum kekekalan energi. Tanpa kita perintah, iklankan, atau beritahukan ke orang lain, energi yang kita keluarkan suatu saat nanti akan dikembalikan oleh alam kepada kita. Jika energi tersebut positif, maka kembaliannya akan positif. Jika negatif, alam tidak akan menukarnya dengan energi balik positif.

Teori saudara saya yang motivator ini, ternyata sama dengan pemahaman yang sejak kecil selalu dibicarakan oleh guru ngaji saya, bahwa sekecil apapun amal kebaikan atau keburukan yang saya lakukan, semua akan dicatat, untuk suatu saat nanti dibalas dengan kuantitas dan kualitas balasan yang sama persis, tidak dikurangi. Guru ngaji saya bahkan melanjutkan dg teori yang lebih mengejutkan (mungkin interpretasinya sendiri), kalaupun kita tidak berkesempatan menerima balasan atas “energi” yang kita keluarkan, mungkin anak, cucu dan keluarga kita yang akan menerimanya.

Intinya, hukum alam akan bekerja secara otomatis untuk mengkonversi energi yang kita keluarkan kedalam bentuk yang berbeda, dan mengembalikannya kepada kita, baik itu positif atau negatif. Sesuai dengan kadar energi yang kita keluarkan.

Mendengar hal itu,saya berusaha menerjemahkan pemahaman ini kedalam aplikasi praktis sehari-hari.

Biarkan atasan kita tidak tahu apa yang terbaik yang pernah kita lakukan, karena hukum alam akan membalas sesuai dengan usaha yang kita lakukan. Biarkan penerima bantuan kita tidak tahu bahwa kita yang meringankan beban mereka, karena suatu saat nanti Insya Allah hal baik ini akan terbalaskan. Biarkan pekerja lain tidak tahu, bahwa kita telah menghindarkan perusahaan kita dari sebuah potensi masalah, karena semua yang telah kita kontribusikan, pasti akan dikembalikan kepada kita.

Jadi, biarkan dan lepaskan dengan ikhlas hal terbaik yang telah kita lakukan, karena alam akan membalas dengan balasan terbaik, persis sama dengan yang telah kita lakukan. Semua energi kebaikan, usaha keras, energi yang keluar dari kerisauan pikiran demi tujuan yang mulia, yang telah, sedang dan akan kita lakukan akan terbalas, hanya mungkin bentuknya saja yang berubah…..

Karena itulah hukum alam. Dia akan bekerja otomatis, mengembalikan semua energi yang kita keluarkan pada saatnya nanti, meski tidak seorangpun tahu apa yang telah kita lakukan.