Aug 29, 2008

KOMPETENSI EMOSIONAL




Untuk mencapai kriteria Cerdas Emosi, seseorang disyaratkan menguasai Kompetensi Emosional yg terdiri dari Kompetensi Pribadi dan Sosial. Jika keduanya terpenuhi, maka dia dikatakan secara emosi kompeten sehingga mempunyai Kecerdasan Emosional yang tinggi.
Goleman mendaftar kedua Kompetensi tersebut sbb:

I. KOMPETENSI PRIBADI
a. Kesadaran Diri
1. Kesadaran Emosi: mengenali emosi serta efeknya.
2. Asesment diri yang akurat: mengetahui kekuatan dir serta batas-batasnya.
3. Percaya Diri: Kesadaran akan nilai diri serta kapabilitas diri yang tinggi.

b. Mengelola Diri
4. Kontrol Diri: menjaga ledakan emosi serta perasaan agar tetap terkontrol.
5. Dapat Dipercaya: Menjaga standar kejujuran dan integritas.
6. Hati-hati: Bertanggung jawab atas tindakan.
7. Menyesuaikan diri: Fleksibel dalam menghadapi perubahan.
8. Inovatif: Nyaman dengan adanya ide baru, pendekatan baru seta informasi baru.

c. Motivasi
9. Dorongan Berprestasi: Berjuang untuk berkembang atau memenuhi standar tinggi.
10. Komitmen: Komit terhadap goals kelompok atau organisasi.
11. Inisiatif: Kesiapan untuk bertindak pada setiap kesempatan yang ada.
12. Optimis: Teguh dalam mencapai tujuan melewati rintangan dan masalah.

II. KOMPETENSI SOSIAL
d. Empati
13. Memahami orang lain: merasakan perasaan dan perspekstif orang lain serta peduli dengan concern mereka.
14. Mengembangkan orang lain: Sadar atas kebutuhan orang lain untuk berkembang dan mendukung kemampuan mereka.
15. Orientasi layanan: Mengantisipasi, mengenali dan memenuhi kebutuhan customer.
16. Menghormati perbedaan: mencari peluang dari orang-orang yang berbeda.
17. Kesadaran politis: Membaca arah emosi kelompok serta hubungan kekuasaan.

e.Ketrampilan Sosial
18. Pengaruh: Mempunyai taktif efektif untuk mempengaruhi.
19. Komunikasi: Mendengar secara terbuka dan mengirimkan pesan yang meyakinkan.
20. Manajemen Konflik: Menegosiasikan serta memecahkan konflik.
21. Kepemimpinan: Menjadi inspirasi dan contoh serta mengarahkan setiap individu/kelompok.
22. Katalisator Perubahan: Menggerakkan atau mengatur perubahan.
23. Membangun ikatan: Memelihara hubungan.
24. Kolaborasi dan Kerja sama: Bekerja dengan orang lain untuk tujuan yang sama.
25. Kapabilitas Tim: Menciptakan tim yang sinergis dalam mencapai tujuan.

Untuk mengetahui kecerdasan emosi anda, silahkan bandingkan kondisi nyata dengan tabel diatas!

Aug 25, 2008

Mencintai Pekerjaan


Salah seorang terkaya di dunia, dalam sebuah seminar ditanya rahasia kesuksesannya. Dia menjawab bahwa apa yang dia lakukan tidak ada yang istimewa, ”Saya tidak berbeda dari Anda sekalian,” katanya. ”Jika ada, perbedaannya hanya bahwa saya bangun setiap pagi dan memiliki kesempatan untuk melakukan apa yang saya cintai setiap harinya.” Dengan melakukan apa yang kita cintai untuk orang-orang yang kita cintai, kita akan memperoleh hal-hal terbaik yang dapat ditawarkan kehidupan ini kepada kita.

Ironisnya, pada tahun 1998 Wall Street Journal pernah membuka polling untuk menjaring pendapat umum tentang bagaimana orang menerima pekerjaan atau profesi yang saat ini dimiliki. Hasilnya, lebih dari 50 % responden menyatakan akan meninggalkan pekerjaan yang saat ini di tangan apabila (andaikan saja) mereka memiliki kesempatan untuk pindah atau ada peluang untuk ganti pekerjaan / profesi (Warshaw: 1998).
Hasil polling ini meskipun belum tentu mutlak benar atau mungkin belum mewakili pekerja secara keseluruhan, tetapi oleh beberapa pakar pengembangan karir dijadikan petunjuk bahwa ternyata banyak sekali orang yang tidak mencintai apa yang dilakukan, tidak mencintai profesi atau pekerjaan yang saat ini dimiliki.

Orang yang mencintai pekerjaan, akan berusaha agar pekerjaannya tersebut lebih mudah dan lebih menyenangkan untuk dilaksanakan. Jika pekerjaan sudah dirasakan menyenangkan, maka segala sesuatunya menjadi lebih mudah untuk diselesaikan.

Cinta kepada pekerjaan juga akan mendorong seseorang untuk membuat orang lain mencintai pekerjaan yang sejenis dan terutama dapat menikmati hasil karyanya. Sam Walton, pebisnis di bidang ritel, sangat mencintai pekerjaannya, sehingga ia bersedia berkunjung dari satu cabang ke cabang lainnya untuk berdialog dengan konsumen dan mengidentifikasi keinginan konsumen yang sebenarnya.

Terakhir, ada kata mutiara yang patut kita renungkan: “Kesuksesan bukanlah kunci kebahagian. Kebahagianlah yang menjadi kunci kesuksesan. Jika kamu mencintai apa yang kamu lakukan maka kamu akan sukses.” Puisi cinta mengatakan: “Anda tidak mencintai gadis karena dia cantik tetapi si dia menjadi cantik karena anda mencintainya.” Benarkah begitu..?

CITRA DIRI


Semua orang ingin dicitrai positif dalam pergaulan. Berbagai cara dilakukan agar citra diri menjadi positif dimata lingkungan, mulai dari mengikuti kursus kepribadian, promosi lisan sampai dengan promosi yang memerlukan biaya sangat besar. Semuanya tentunya sah-sah saja jika dilakukan.

Citra diri seseorang terbentuk dari sebuah proses panjang. Interaksi yang bersangkutan dengan lingkungan secara perlahan akan menanamkan citra diri yang bersangkutan ke dalam otak bawah sadar mereka yang diajak berinteraksi. Ketika nama si A disodorkan kepada kita, maka secara otomatis kita akan mengeluarkan kesimpulan tentang citra diri yang bersangkutan. ”Si A orang yang disiplin, loyal, jujur penyabar dan sebagainya.” Ketika nama si B disodorkan, maka secara otomatis citra diri si B terpampang dalam bayangan kita. ”Si B terkenal ambisius, suka menekan, tegas dll.” Citra diri setiap orang yang kita kenal, pada dasarnya telah terpatri dalam otak kita sebagai hasil dari proses interaksi yang panjang.

Citra diri adalah diri kita yang sesungguhnya. Usaha artifisial apapun yang kita lakukan untuk meyakinkan orang lain agar mencitrai kita positif, pada dasarnya tidak terlalu membantu, jika kita pada dasarnya berperilaku negatif. Jika ingin dicitrai sebagai orang yang disiplin, maka kita harus mempunyai sikap itu dalam kehidupan sehari-hari. Jika ingin dicitrai jujur, maka kejujuran haruslah konsisten menjadi dasar hidup kita. Jika kita ingin bercitra positif, maka nilai-nilai positif harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, adalah sebuah usaha yang hampir bisa dikatakan sia-sia jika kemudian kita gunakan segala cara untuk mengelabui orang lain, misalnya membual, melobi kanan-kiri hanya agar diri kita dicitrai positif, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, kita berperilaku sebaliknya. bus

Aug 20, 2008

HOTEL IN INDONESIA (CLICK FOR A COMPLETE LIST OF INDONESIAN HOTELS)

Find difficulties in finding Hotels in all parts of Indonesia. Just click the title above. Very complete catalog and you can directly use the service of this agents.

Kesulitan mencari hotel di berbagai daerah di Indonesia. Click judul diatas. Lumayan lengkap dan bisa langsung memanfaatkan jasa Travel.

TRAVELING AROUND ASIA (Click to Help You in Traveling)

Saat ini bepergian keluar negeri bukanlah hal yang terlalu istimewa. Transport, Akomodasi, kemudahan lain siap mendukung aktifitas bisnis dan pribadi anda kemanapun tujuan.

Bagi kebanyakan orang, yang merasa bepergian identik dengan kerepotan, mungkin perlu mencoba bantuan agen-agen perjalanan, salah satunya just click the title above. Mereka akan mengurus keperluan anda completely, dan Anda tinggal fokus ke pencarian pengalaman maksimal. Have a nice trip!

Aug 18, 2008

My Bontang (Click here for Satellite image of Bontang)

I was brought up in a family in which we believe that a unity, both pyshically and emotionally, is very important.

However travelling and living in different part of different places give me a satisfaction spiritually. I had experienced enjoying some cities before finally I take Bontang as my home.......

Some friends of mine even had left it for different places for several reasons such as looking for another job, giving broader opportunity for his kids, etc.....

Well of course it's not easy to leave, but I think to grow your "spirituality" it worths trying..... One question is "are you dare enough to start a new life????

http://www.ziddu.com/download/1955407/Bontang.doc.html

Aug 16, 2008

"NO"! (Click for illustration)

Hampir kebanyakan kita akan kesulitan mengatakan tidak,sehingga dalam keseharian sering kita terperangkap untuk 1) mengatakan ya padahal sebenarnya ingin mengatakan tidak, 2) mengatakan tidak dengan buruk, atau 3) membiarkan masalah yg seharusnya kita jawab dengan tidak.

Padahal berkata "Tidak" saat anda harus mengatakannya, sama dengan mengatakan "YA". Just mind seriously the way you say it.