Dec 29, 2008

Kejujuran “Kecil” Vs. Kebohongan "Kecil"

Pernahkah kita mengalami atau mendengar kejadian/percakapan seperti berikut:

1. Penanya: “Bisakah nanti sore ke tempat saya?”
Penjawab (Mungkin Kita) : “Wah maaf mas, aku ada acara. (Padahal faktanya: “Maaf mas saya agak malas”)

2. Penanya: “Tolong pak, sumbangan untuk masjid dan anak yatim.”
Penjawab (Mungkin Kita) : “Wah, kemarin saya sudah bantu!”/ “Wah saya nggak ada uang! (Padahal faktanya: “Nih orang beneran nggak ya cari sumbangan untuk anak yatim? Nggak tipu-tipu kah?”)

3. Penanya: “Lho tadi malam kemana, kok nggak hadir di undangan kami?”
Penjawab (Mungkin Kita): “Pak, mohon maaf kami ada acara keluarga dadakan! (Padahal faktanya: Saya ketiduran)

4. Penanya: “Selamat Pagi Pak, kenapa kok telat?”
Penjawab (Mungkin Kita): “Maaf jalanan macet Pak!” (Padahal faktanya: Saya ngantar anak sekolah dulu, karena mamanya agak sakit)

5. Dan kebohongan-kebohongan “kecil” dikeseharian kita……

Kebohongan-kebohongan kecil diatas, akan memberi kepuasan sesaat. Kepuasan karena kita tidak mengatakan kejujuran yang menurut kita merepotkan dan menyakitkan, serta membuat orang lain kecewa. Kepuasan semu yang pada akhirnya akan mengecewakan dan mencelakakan, khususnya bagi “kesehatan personal” kita.

Padahal, kebohongan "kecil" tersebut sering lebih menguras energi yang berkepanjangan daripada kejujuran “kecil “ yang menyakitkan di awal. Karena kebohongan "kecil" kita tersebut akan menuntut kita untuk melakukan kebohongan-kebohongan lain guna menutupi kebohongan "kecil" kita sebelumnya.

Kebohongan "kecil" yang sering tanpa sadar kita lakukan akan membudaya dalam kehidupan sehari-hari kita, menjadi mindset, menjadi sebuah excuse atas ketidakberdayaan kita untuk berkata jujur, dan celakanya akan menjadi salah satu value kehidupan kita.

Dan kebohongan "kecil", pada saatnya nanti akan berakumulasi menjadikan kita sebuah pembohong handal yang tidak merasa bersalah (baca berdosa) atas kebohongan tersebut.
So, sebelum terlambat, mari dengan sekuat tenaga kita katakan "kejujuran kecil", apa adanya (tentunya dengan cara yang baik, sopan dan memenuhi etika umum), meski kadang harus diikuti dengan “kesakitan”, kekecewaan dan extra effort dalam menyampaikannya.

Kelihatannya, akan lebih baik sakit di depan tapi setelah itu ada “kenyenyakan dalam tidur “ kita, daripada ada kepuasaan semu diawal tapi dikuti dengan ketidaknyamanan , rasa bersalah dan “kesakitan-kesakitan” yang lain dibelakang waktu nanti. (written for http://busori.blogspot.com/)

2 comments:

  1. Much has been saiԁ abоut the areа preνiously,
    but thегeѕ a couple of replieѕ in this thread worth a second look.
    Saveԁ tο my bοokmаrks.


    Feel free to visit my ωebpage ... fast loans

    ReplyDelete
  2. I bought a compаrable domaіn nаme to thiѕ last weеk,
    I'm hoping to add something a little different to this subject.

    My webpage ... fast cash payday loan

    ReplyDelete