Aug 25, 2008

CITRA DIRI


Semua orang ingin dicitrai positif dalam pergaulan. Berbagai cara dilakukan agar citra diri menjadi positif dimata lingkungan, mulai dari mengikuti kursus kepribadian, promosi lisan sampai dengan promosi yang memerlukan biaya sangat besar. Semuanya tentunya sah-sah saja jika dilakukan.

Citra diri seseorang terbentuk dari sebuah proses panjang. Interaksi yang bersangkutan dengan lingkungan secara perlahan akan menanamkan citra diri yang bersangkutan ke dalam otak bawah sadar mereka yang diajak berinteraksi. Ketika nama si A disodorkan kepada kita, maka secara otomatis kita akan mengeluarkan kesimpulan tentang citra diri yang bersangkutan. ”Si A orang yang disiplin, loyal, jujur penyabar dan sebagainya.” Ketika nama si B disodorkan, maka secara otomatis citra diri si B terpampang dalam bayangan kita. ”Si B terkenal ambisius, suka menekan, tegas dll.” Citra diri setiap orang yang kita kenal, pada dasarnya telah terpatri dalam otak kita sebagai hasil dari proses interaksi yang panjang.

Citra diri adalah diri kita yang sesungguhnya. Usaha artifisial apapun yang kita lakukan untuk meyakinkan orang lain agar mencitrai kita positif, pada dasarnya tidak terlalu membantu, jika kita pada dasarnya berperilaku negatif. Jika ingin dicitrai sebagai orang yang disiplin, maka kita harus mempunyai sikap itu dalam kehidupan sehari-hari. Jika ingin dicitrai jujur, maka kejujuran haruslah konsisten menjadi dasar hidup kita. Jika kita ingin bercitra positif, maka nilai-nilai positif harus kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Jadi, adalah sebuah usaha yang hampir bisa dikatakan sia-sia jika kemudian kita gunakan segala cara untuk mengelabui orang lain, misalnya membual, melobi kanan-kiri hanya agar diri kita dicitrai positif, sedangkan dalam kehidupan sehari-hari, kita berperilaku sebaliknya. bus

No comments:

Post a Comment